Selasa, 15 November 2011

Puisi Cinta Sejati MIMPI FIOLA TAK HANYA SINGGAH DILANGIT

berawal kita kecil....
lalu menjadi besar...
berawal hanya dari sekedar mimpi
lalu perlahan lahan berubah mnjadi nyata

tak ada yg begitu lahir menjadi besar
lalu menjadi kecil...
tak ada yg tak punya mimpi
dan kenyataan itu seketika nyata

dulu aku disini merasa kecil dan tak berarti
aq punya sejuta mimpi..dan hanya satu impian ku
yg aq harapkan menjadi nyata

satu tekad ku benamkan dlm jiwa dan hati...
ya,..'' akan ku buktikan suatu saat nanti "
bahwa aq pun bisa menjadi besar...
mimpi2 ku tak hanya singgah dilangit
tapi impian itu akan terwujud nyata

dan kau yg disana....yg telah menganggap hina
lihatlah kini hidup mu...dan apakah kau bisa tersenyum
apa yg bisa kau banggakan pd dirimu..
dan apa yg bisa kau tunjukan kepada kedua orang tua yg mengasuh dan menghidupi mu??
mana yg dulu pernah kau banggakan dan kau puja????.....
mana kesombongan kata2 mu pada  yg pernah kau ucapkan????
dan apakah kau bahagia dengan cinta mu yg kau agung2kan??????

tapi lihatlah aq disni.....
bahagia dengan apa yg kuraih
walau hanya berawal dari satu mimpi
aq telah membuktikan ucapan2 ku padamu
bahwa suatu saat nanti aq akan menjadi besar
Dan mimpi2 ku tak hanya singgah dilangit....

Cintanya Berpaling Padaku

    Icha membanting tubuhnya di atas ranjang. Matanya berkaca-kaca, masih tidak percaya. Rio, cowok dengan postur tinggi & item manis. Orang yang selama ini ia kenal sebagai pacar dari Fina, salah satu sahabat karibnya. Dan dia tahu betul, Fina sangat mencintainya, dengan segala cara Fina mati-matian untuk mempertahankan cinta Rio. Tetapi, kejadian tak disangka tiba-tiba terjadi. Rio menyatakan cinta padanya. Ini pasti akan menjadi sebuah dilema cinta.
    “Aku sayang kamu, aku cinta kamu..??”
    “Apa aku salah, Cha..??”
    “Aku rela memutuskan Fina, kenapa, itu karena aku tidak bisa membohongi perasaanku padamu Cha”.
    Kata-kata itu selalu terngiang di telinganya. Beberapa jam yang lalu, Rio mengatakan semua yang ada dalam hatinya. Masih tak habis pikir, merasa dunia tak adil. Gadis yang sekarang duduk di bangku kelas XI SMA menangis sejadinya. Walaupun tak mengeluarkan suara.
    Ia kehilangan semua moodnya untuk belajar. Untung besok adalah hari minggu, yang dia anggap adalah hari kebabasan untuk meluangkan waktu dan membuang semua kejenuhan yang dihadapi setelah disuguhi seabreg kegiatan dan pelajaran di sekolah.
    “Tuhan, What happen with me..??”
    Dalam hati ia selalu bertanya-tanya.
    “Arrrghhh, kenapa semua ini terjadi padaku?”
    “Apa yang akan dikatakan Fina kepadaku jika ia tau semua ini. Apa yang akan dikatakan oleh teman-temanku?”
    “Aku tak bisa, aku bukan perebut cowok orang !”
    ***
    Lalu ditelfonlah Dony, sahabat sekaligus sepupu. Yang dia anggap adalah sahabat yang paling gokil dalam segala perbuatan juga aktivitasnya sehari-hari, yang paling penting tentu bisa mengerti setiap dia berkeluh kesah padanya.
    “Tuutt… Tuutt… Tutt…”
    “Hallo, selamat malam, pembasmi serangga siap membantu anda”
    “Kami akan melayani anda seprofessional mungkin. Semua jenis serangga akan kami basmi”. Hehehe….
    Suara bercanda Dony terdengar dari kejauhan. Tetapi ia belum bisa bicara, bibirnya masih kaku untuk mengucapkan kata-kata. Suaranya serak, karena hampir dua jam dia menangis.
    “Hallo, selamat malam, pembasmi serangga siap membantu anda”
    “Kami akan melayani anda seprofessional mungkin. Semua jenis serangga akan kami basmi”. Hehehe….
 
    Dony mengulangi kata-katanya.
    Dan barulah ia mengucapkan kata-kata yang terdengar serak.
    “Aku mau curhat Don. Aku bingung, harus bagaimana..??”
    Dan langsung saja dony, dengan keisengannya menjawab.
    “Wakh,, ada yang salah nich. Minum obatnya ketuker sama racun tikus ya..??”
    Dengan nada memelas serta suara serak Icha menjawab.
    “Serius ini, ada waktu kan buat dengerin?”
    Dengan PD-nya dony langsung menjunjung tinggi rasa persahabatan & persaudaraan. Tentu dengan versinya sendiri. “Ia… ia… maaf, buat sahabatku. Apa sich yang nggak.. hehe..??”
    “Gini don, kamu tahu Rio kan?”
    “Ia, tahu. Pacarnya Fina kan? Ada apa dengan dia?”
    “Dia tadi ke rumahku, dia bilang sangat mencintaiku, dia memaksa aku jadi pacarnya.”
    “Yess..!!”
    “Ko, Yess. Eman

g kenapa?”
    “Aku bakal dapat traktiran makan gratis nich” hehehe
    “Akkhh,, Donyyyy… jangan bercanda dulu kenapa sich..?? Orang lagi serius juga”. Suara memelas dan manja keluar dari mulut Icha.
    “Ia,, maaf lagi dech. Emang kenapa, toh kamu lagi jomblo, orangnya biarpun item manis, cakep juga, lumayan lah?” kata Dony mencoba menghibur.
    “Bukan itu masalahnya, kamu nggak pernah tau kan kalau Fina sangat mencintai Rio..?? Dia mati-matian mempertahankan cinta hanya untuk seorang Rio. Kemarin ada 2 cwok yang nembak Fina, juga dia tolak”. 
    “Ooo… begitu, terus mau bagaimana?”
    “Aku bingung, aku nggak tahu, apa yang harus aku lakukan”.
    “Ya, udah, besok aku temenin ke rumah Fina, nglurusin masalah ini baik-baik. OK?”
    “Hah,, apa kamu sudah gila. Mau bilang Fina ke aku. Bisa-bisa aku akan langsung kena semprotan dari Fina?”. Sontak saja icha langsung mengeluarkan kata-kata emosinya.  Dengan santai dan bijaksananya dony menjawab.
    “Terus… mau sampai kapan kamu pendam? Kalau Fina sudah tahu pasti semuanya akan terasa tenang & masalah clear. Mau nggak, kebetulan besok hari Minggu, aku juga libur kerja. Kalau nggak mau ya sudah”.
    Ichapun bingung memikirkan semua itu. Mungkin sudah buntu pikirannya. Dan mau saja mengikuti ajakan sahabatnya.
    “Ia dech, tapi kamu yang ngmong ya..??
    “Lhoo. Kok aku sih, yang punya problem kan kamu”
    Lagi-lagi icha dengan memelas dengan setengah merayu. Dia paling tahu kelemahan Dony. Kalau dony tidak akan tega melihat orang kesusahan, apalagi seorang perempuan.
    “Ayo donk, please. Bantu aku, katanya sahabatku”
    Dan benarlah, dony langsung menyetujui permintaanya.
    “Ya udah, sekarang aku mau tidur dulu. Ngantuk banget.”
    “He’Em,, makasih don. Besok pagi langsung ke rumahku ya..??”
    “Ia..ia.. aku pagi-pagi ke rumahmu. Udah ya, tinggal 
½ watt nich. Bye…” “Tut…tut…tut..”
    Telponpun diputuskan oleh Dony. Dengan setengah menggerutu. Huh, kebiasaan banget. Belum dimatiin, udah dimatiin duluan.
    Tetapi, icha juga sangat tau kalau dony kecapean habis kerja seharian. Apalagi kerja di bidang jasa, pasti sangat capek. Menghadapi 1001 macam karakter orang, tapi selalu dia bisa membuat dirinya tersenyum seperti sekarang ini. Makanya dia memasukkan dony ke daftar sebagai sahabat yang paling baik. Walaupun kadang memang membuat kesal setengah mati. 

Akhirnya, ichapun mencuci mukanya yang lusuh oleh air mata telah kering. Lalu merebahkan badan serta memejamkan mata. Karena Icha juga sangat capek, setelah seharian diboombardir ulangan 3 mata pelajaran. Ditambah lagi Rio yang barusan membuat dirinya kaget, hampir mencopot jantungnya.

    ***
    Minggu yang cerah adalah hari yang asyik bagi para kaum muda. Apalagi yang sudah punya pasangan. Mereka pasti akan memanfaatkan momentum itu untuk sekedar berjalan-jalan mungkin atau aktivitas lainnya, walaupun dalam 1 bulan ada 4 kali hari minggu, tetapi tidak ada bosannya menunggu hari minggu tiba. Tetapi, tidak bagi Icha sekarang, yang sedang diberondong dengan sejuta masalah baginya. Ketika dia bangun, sangat malas untuk beraktivitas. Padahal biasanya hari minggu adalah hari yang paling istimewa dalam hari-harinya. Dengan langkah lesuh, dia menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan sebelum dony datang. Icha tidak mau, dony nyerocos menceramahinya ketika ia datang, belum sempat mandi. Kemarin dony sudah berjanji akan datang pagi-pagi.

    ***
    “Permisi… tok… tok… tok…”.
    Suara dony berubah menjadi kakek-kakek, ketika mengetuk pintu untuk menemui Icha di rumahnya. Dan langsung mama icha yang sedang berada di dapurpun langsung bergegas membukakan pintu untuk tamunya. Ketika mamanya yang tak lain adalah tantenya membukakan pintu.
    “Ya ampuuunnnn,,,, kamu lagi, kamu lagi don, gak ada kapoknya ya ngerjain tante”. Dengan setengah kesal mama icha mengomeli ponakannya yang isengnya kadang keterlaluan. Memang, tidak Cuma 1 kali mama icha tertipu dengan ulahnya dony. Tapi, ya seperti biasa dony hanya melontarkan senyum khasnya untuk tantenya itu, seolah tak mempunyai dosa sedikitpun.
    “Hehehehe… maaf, Tan. Ichanya ada..??”
    “Awas,, ya, sekali lagi..!! Ada, baru selesai mandi tuch”
    “Yaudah masuk, tante lagi masuk, ntar gosong lagi”
    “Ia… ia… ia… ngomel mulu, cepet tua tan. Hehehehe”
    Lagi-lagi dony membuat kesal kepada tantenya. Sehingga tantenya pun mengeluarkan jurusnya.
    “Ya ampuunn,, ini anak satu. Berbalik sambil menjewernya”
    “Peace… Tan. Peace… Ampun !!” bujuk dony kepada tantenya agar melepaskan tangan dari telinganya.
    “Ada apa sich, pagi-pagi dah ribut-ribut. Kayak anak kecil aja”. Tiba-tiba icha muncul dari dalam.
    “Udah-udah, mama ke dapur lagi, gosong tuch masakan”, lalu mama ichapun kembali ke dapur meninggalkan keponakannya yang super rese itu. Icha sudah tahu betul kelakuan sepupunya kepada mamanya. Ichapun langsung meluruskan permasalahan kepada dony, dan mengajak ke rumah fina.
    “Jadi, gimana..?? ke rumah fina sekarang..??” tanya icha kepada dony.
    “Nggak, besok aja sekalian” Dony menjawab dengan agak ketus, karena kesal.
    “Hehehe… ia.. ia.. ayo berangkat, jangan manyun begitu”, canda icha kepada dony. Akhirnya mereka berdua menuju ke rumah fina.
    ***
    Tapi apa yang terjadi, tanpa disangka, tanpa direkayasa, dan di luar skenario, kalau bahasa pertelevisian. Sesampainya di rumah fina, rio & fina sedang di ruang berdua seperti larut dalam kesedihan. Ichapun melangkah lemas, ketika dipersilahkan duduk oleh fina. Bagaimana tidak sahabat yang selama ini jadi pendengar setia ketika icha sedang diberondong masalah dalam hidupnya. Sekarang ia bersedih karena dilema yang menyangkut dirinya. 10 menit mereka berempat membisu. Suasana menjadi sangat amat dramatis seperti di film Titanic ketika Jack menyelamatkan kekasihnya Rose. Atau mungkin seperti Fahri di Ayat-Ayat Cinta ketika dihadapkan kepada dua perempuan yang dicintainya. Dony anak super resepun hanya diam ikut larut dalam suasana pagi itu.
    “Cha… aku akan ikhlas jika semua ini yang terbaik untuk rio, semua ini memang sudah suratan. Kamu jauh lebih baik daripada aku. Please banget, bahagiain dia. Kita akan tetap bersahabat. Aku hanya memohon 1 permintaan saja, jangan pernah kau sakiti dia”. Fina memecah kebisuan sambil meneteskan air mata.
    “Tapi fin..??” belum selesai icha berpendapat, sudah dipotong dulu oleh Rio.
    “Fin, kamu percaya kan. Semua akan indah jika kamu menerimanya dengan tulus..?? Cinta ini akan mengalir seperti air di sungai. Cinta ini akan abadi jika kamu memang cinta dengan persahabatan ini. Fina sudah rela aku untukmu, aku tinggal menunggu keputusanmu”.
    Fina tak mampu berkata-kata lagi, kepalanya berat tak tertahankan. Jiwanya seperti akan keluar dari raganya.
    Suara teleponpun berdering, icha dengan setengah sadar mengambil dan melihat “Rio memanggil..”. Icha baru sadar ternyata semua yang dialaminya adalah mimpi. Jantungnya masih berdegup dengan kencangnya. Darahnya mengalir deras. Keringat dinginpun keluar. Apakah ini pertanda akan mulainya segala mimpi itu. Hanya Icha dan Tuhan yg tau .

Cinta Yg Tak Pernah Usang

"Brakk” lagi-lagi buku itu harus terhempas ke lantai krn jadi sasaran kemarahanku. “aku tidak mau diatur-atur oleh orang lain!!” teriakku dengan kerasnya. “mbak hanya ingin yang terbaik buat kamu Ais” sahut mbak nina denga lembutnya. “terbaik apa, mbak sudah tau kalau kemampuanku tidak menjangkau itu knapa mbak menyuruhku mengambil jurusan yang aku tidak sanggup, skarang mbak nina tahu aku benar-benar tidak diterima di jurusan dan PTN itu dan kejadian ini gak hanya seekali, mbak nina masih ingat waktu aku keterima di jurusan yang sangat aku cita-citakan tapi apa yang mbak nina lakukan???mbak nina justru menyuruhku meninggalkan jurusan itu dan lagi-lagi aku harus menuruti keinginan mengambil jurusan yang mbak nina inginkan. sungguh aku benar-benar tidak tahu jalan fikiran mbak, aku kecewa sama mbak nina!!!”. Kataku penuh emosi sambil berlalu meninggalkan mbak nina.

Hari-hari kulalui begitu menyedihkan 3 PTN yang sudah ku coba untuk aku pilih gagal dan orang yang paling aku persalahkan adalah kakaku. Dengan bercucuran air mata aku berpamitan sama ibu untuk pergi ke kota meski aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan disana nanti. Ibu memandangiku dengan pandangan ksong dan raut muka sedih dan mungkin juga penyesalan karena tidak bisa berbuat banyak untuk aku. Aku gontai meninggalkan desaku tercinta pergi menyusuri kota metropolitan dengan harapan mengisi waktu luangku selama satu tahun sebelum aku mengikuti tes PTN untuk tahun berikutnya. Aku banar-benar berazzam untuk lepas dari dominasi kakakku yang aku anggap otoriter itu. Sesampai di kota metropolitan itupun aku tak menemukan seorangpun yang aku kenal untuk aku mintai pertolongan, lagi-lagi hanya ada 1 orang yang aku kenal di kota metropolis itu ya dia adalah kakakku, karena kebetulan kakakku juga kuliah di PTN kota tersebut. Aku benar-benar tidak punya pilihan lain lagi-lagi aku harus ketemu miss otoriter itu. Dengan rasa gengsi terpaksa aku menerima penawaran kakaku untuk tinggal di kontrakannya.

Hari-hari aku jalani di kota metropolitan dengan tanpa gairah, lagi-lagi atas suruhan kakaku aku di suruh kerja dulu 3 bulan kemudian ikut bimbingan balajar akupun menurut karena aku sudah tahu watak kakakku. Aku benar-benar merasa seperti kerbau dicocol hidungnya waktu dihadapkan pada keputusan kakaku.

Hampir setahun sudah aku aku menjalani kehidupan di kota metropolis itu, segala duka dan bahagia telah aku rasakan, aku punya banyak teman, hingga suatu saat aku bertemu dengan sosok yang menarik hatiku, dia perhatian, baik, dan tentu saja seorang yang berpendidikan dia selalu membantuku, mengajariku soal-soal tes masuk PTN, memotivasiku untuk tidak menyerah dengan keadaan ya dia adalah Niko. Sampai pada suatu ketika ada getaran-getaran aneh dalam hatiku, ya aku jatuh hati dengannya. Mungkin karena masih belum ada yang mengisi ruang kosong dalam hatiku sehingga begitu cepat aku jatuh cinta padanya apalagi dengan sinyal-sinyal kuat yang diberikan. Hampir 1 bulan hbungan tanpa status itu terjalin hingga suatu hari aku mendengar kabar yang sangat mengejutkan bahwa laki-laki itu adalah teman satu kelas mbak.nina, Seperti detektif aku mengintai setiap pembicaraan teman-teman kontrakan mbak nina, mencari tahu apa kedekatanku sama Nino sudah tercium oleh mereka??kalau memang telah tercium tamtlah riwayatku karena teman-teman kontrakan mbak.nina terkenal anti pacaran. Dugaanku benar, Berita kedekatanku dengan niko sudah terdengar oleh kakakku hingga suatu hari aku mendengar pembicaraan kakakku denga teman-teman kontrakannya untuk tidak memberi aku celah sedikitpun untuk bertemu sama Niko. Aku benar-benar geram dengan kakaku “sampai kapan aku berada dalam dominasi kakakku!!”gumamku sambil melangkah ke kamar.

“Dek, hati-hati lho dengan virus merah jambu semua bisa jadi kacau karea virus itu, adik masih punya taggungan belajar agar berhasil dalam UMPTN nanti”.tegur teman kontrakan kakaku. Dengan tersipu malu”hehe…iya mbak” benar juga ucapan mabk itu. Tapi tetep aja sebel psti itu karena dominasi kakaku. Apa-apa pasti dilarang sebel banget. Benar-Benar mereka menjalankan misinya mreka selalu mengikutiku kemanapunaku pergi bahkan ketika aku menerima tel selalu ada yang komentar. Mereka benar-benar tidak memberi celah aku sedikitpun untuk ketemu dengan tema spesialku itu. Dalam keheningan di kontrakan aku melampiaskan kemarahanku “Maksudnya mbak apa menyuruh teman-teman mbak untuk mengawasi aku?” aku tidak ingin adikku terjerumus”. Mbak nina terlalu ikut campur dalam kehidupanku!!”. “terserah kamu mau bilang kakak seperti apa kakak hanya ingin yang terbaik buat kamu!! “ingin yang terbaik buat aku??bullsit…kakak tidak suka melihat aku bahagia!kakak iri kalau aku berhasil!aku benci kakak!!!!kakak berlau dari hadapanku dengan muka muram tapi biarlah aku merasa puas jika kakak sakit hati.

Kedongkolanku terhadap kakaku semakin menjadi-jadi tapi aku melihat dari raut wajah kakaku tidak ada sama sekali kesan dongkol terhadapku itu justru yang membuat aku semakin dongkol. Pada suatu ketika aku tidak bisa memendam kerinduanku pada Niko, Dengan segala upaya aku mengaburkan pandangan kakakku sama teman-temannya hingga sehabis maghrib aku berhasil menyelinap keluar untuk menemui Niko. Padahal waktu itu adal UMPTN kurang 2 bulan, entahlah aku merasa seperti orang kesurupan aku benar-benar merasa sudah kehilangan kendali, aku selalu melakukan berbagai upaya untuk bisa menemuinya, aku merasa bahagia, damai berada didekatnya meski aku tau dia bukan siapa-siapa bagiku. Pertemuan itu akhirnya terjadi di taman sebuah PTN di surabaya. Keadaan sepi, orang sudah jarang lewat, hingga suatu ketika niko berusaha mengambil ksempatan untuk menciumku tiba-tiba Gubrakkk……aku benar-benar mau pinsan..” Astaghfirullah…….dek Ais sedang ngapain di tempat yang sepi kayak gini???tegur mbak aning dengan suara lembut.”a..a..a..a..aku lagi main-main mbak refreshing fikiranku sumpek. Jawabku dengan tergagap “itu siapa?” “temanku mbak” “Ayo pulang gak baik cewek main-main di tempat yang sepi malam-malam lagi” kata mbak aning sambil menggandengku pulang. Aku benar-benar kehilangan muka di depan teman-temannya mbak Nina. Diam-diam dalam hatiku aku salut sama mbak-mbak yang ada dikontrakan itu, mereka cantik-cantik, alim-alim udah gitu pinter-piter. Aku jadi merasa hina banget di depan mereka.

Waktu yang tinggal 2 bulan itu aku manfaatkan sebaik-baiknya, aku ingin menggapai cita-citaku. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk melupakan Niko aku sadar dia bukan apa-apaku dan aku tidak berhak atasnya. Mba.nina selalu menjenguk kamarku waktu akan tidur sambil berucap “keberhasilan tidak akan bisa dicapai tanpa kerja keras dan pengorbanan”. Kata-kata itu yang membuatku selalu terngiang-ngiang karena kata-kata itu diucapkan hampir setiap hari. Namun aku tidak tahu aku selalu ragu denga kemampuanku bahkan ketika tes UMPTN itu akan datang. Aku sudah belajar, aku sudah ikut bimbingan tapi kenapa hatiku tidak bisa mantap.

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga kau telah memutuskan mengambil Universitas nan jauh diseberang tanpa sepengetahuan kakaku karena kau benar-benar sudah bertekad untuk hidup jauh dari kakaku, agar aku tidak di atur-aur lagi. Bismillah aku melangkahkan kaki mengikuti UMPTN Smoga Alloh memberikan yang terbaik. Dering sms terdengar dari ponselku “selamat menempuh UMPT smoga medapatkan yang terbaik” sms yang tidak aku harapkan ya sms dari TTMku, Niko
Sebulan telah berlalu dalam ketegangan, sekarang sudah lega aku keterima di universias nan jauh disana, meski sedikit kecewa karena tidak bisa meraih mimpi untuk kuliah di kedokteran namun aku lega bisa jauh dari kakaku yang otoriter, bebas dari tirani pendiktean. Meski aku juga sangat berat meninggalkan kontrakan mungil itu. Kontrakan yang penuh kenangan dan perjuangan.

Aku bersiap-siap menuju kampus baruku dengan diantar oleh kakaku,aku tidak mengucapkan sepatah katapun kepada mbakku karena hatiku masih dongkol, aku meliahat di wajah kakak ada perasaan khawatir waktu melepaskan aku nan jauh disana. Aku juga tidak mendapatkan dana sepeserpun dari mbak. Aku yakin kakaku sedang kesulitan keuangan jadi aku tidak pernah meminta kakaku, aku hidup dari sisa tabunganku waktu SMA dulu.

Telah hampir 3 tahun lamanya aku hidup di perantauan tanpa sudi untuk tahu kabar keluargaku disana, egois!!mungkin. tapi inilah tabiatku aku adalah orang yang ga’ suka diatur dan aku adalah orang yang begitu berperasaan hingga sedikit orang melukai hatiku aku langsung akan bereaksi bahkan luka-luka itu akan sangat sulit untuk disembuhkan. Sekian lama hidup dalam perantauan dengan leluasa aku mengendalikan diriku sendiri tanpa ada satupun orang yang berhak untuk mengatur-ngatur dirikku, aku telah membuktikan segalanya aku telah menjdi orang sukses secar materi, aku bisa beli motor dengan uangku sendiri, aku bisa beli laptop dengan uangku sendiri dan masih banyak keberhasilan-keberhasilan materi yang bisa aku capai.

Semakin banyak hal yang aku capai, batinku semakin menderita, meski aku berusaha untuk tetap ceria, senyum, dan berbangga diri dengan prestasi-prestasiku namun ada hal yang tidak bisa aku bohongi ya!hati nurani terdalamku. Aku banar-benar merasa sudah jatuh, aku merasa menjadi hina, batinku tersiksa. Aku merasa semua yang aku dapatkan terasa hampa. Aku down, aku benci dengan diriku sendiri. Aku hanya bisa mengurng diri dalam kamar. Hingga suatu ketika ada seorang teman yang taka sing lagi bagiku. “Ais sedang ada masalah?”sapanya lembut. Namun aku sudah trelanjur down, aku sedang tidak ingin mendengar dan didengar aku hanya ingin sendiri, sendiri dan sendiri. “masalah tidak akan selesai dengan kamu mengurung diri dalam kamar, kamu sudah dewasa ubah mindset kamu, jangan pernah merasa sendiri, kamu punya keluarga, punya saudara, dan punya teman yang bisa kamu ajak berbagi” kata-kata terakhir sembari meninggalkan diriku sendiri. Air mataku semakin deras aku ingat semua keluargaku, aku rindu dengan mereka…….

Temanku telah membawa aku ke suatu tempat yang indah, tempat yang penuh denga bunga-bunga yang elok, taman yang anggun, taman yang penuh dengan cahaya, dan tempat yang akan membuat orang lain ingin menikmati indahnya jalan itu. Hingga suatu ketika aku memutuskan untuk pulang menjenguk keluarga,. Menjenguk kakaku yang dulu adalah orang yang sangat aku benci namun kini menjadi seseorang yang sangat aku cintai.

Di Rumah itu tak ada yang berubah, mungkin hanya beberapa pepohonan bersemi karena musim penghujan. “Ibu…..”aku memeluk ibu erat-erat keadaannya berbeda dengan 3 tahun yang lalu. Kini ibu sudah berubah badannya nampak kurus, disekitar rumah aku amati dengan sekasama tampak sepi, mana adik-adikku???mana kakakku???mana ayah???aku mulai gugup. “ibu, mana adik,kakak,ayah??”tanyaku terbata-bata. “Banyak sekali kejadian yang telah engkau lewatkan selama engkau pergi, adikmu telah kuliah di salah satu PTN Yogyakarta, mabkmu sudah menikah dengan orang NTT sebenarnya mbakmu tidak mau tapi ibu yang memaksa karena mbakmu usianya sudah 28, cukup tua untuk seorang perempuan. ibu menyuruh mbakmu berhenti memikirkan adik-adiknya sudah cukup, sudah saatnya dia memikirkan dirinya sendiri. tetangga juga banyak yang membicarakan mbakmu, mbakmu dibilang perawan tua. Sekarang mbakmu ikut mas iparmu ke NTT sudah hampir setahun mbakmu gak ngasih kabar. Bapakmu pergi kerja di Jakarta untuk membiayai kuliah adikmu. “Oya ada titipan dari mabakmu” kata ibu sambil berjalan menuju kamar, dibukanya bungkusan Koran tersebut, aku terkejut ada dua kebaya yang sangat bagus “pesen mbakmu itu disuruh make’ waktu kamu wisuda kebaya satunya disuruh make’ waktu kamu nikah dia juga berpesan kalo kamu udah lulus disuruh segera nikah jangan terlalu lama melajang

Aku memegang kebaya itu dengan air mata yang tak bisa kubendung, disaat-saat terakhir dia meninggalkan rumah dia masih memikirkan aku, memikirkan masa depanku padahal selama ini hatiku sudah tetutup untuk mbakku aku sudah terlalu muak dengan kediktatorannya. Tiba-tiba ponsel butut punya ibu di Atas TV berdering ibu segera menghampiri ponselnya “tiba-tiba ibu berteriak innalillahiwainnalillahiroji’un sambil bersimpuh disamping televise,mabkmu nduk…mbakmu kecelakaan dan meninggal sama bayinya yang masih usian 6 bulan dalam kandungan” kata ibu terbata-bata. Hatiku terkesiap rasanya ingin menjerit namun suara ini sudah tersangkut dikerongkongan, aku terdiam seperti patung tubuh ini rasanya kaku. Kenapa baru sekarang aku menyadari kalau mbakku mencintaiku tanpa syarat, kenapa baru disaat terakhir aku baru bisa merasakan belai kasih sayang mbak nina yang tiada pernah usang. Masih pantaskah aku dimaafkan??? Mbak nina aku rindu kediktatoranmu. Hanya satu kata yang ingin ku ucakan saat ini. ya Aku menyesal!!!penyesalan yang teramat dalam…..

Selasa, 01 November 2011

Cerpen sedih cinta remaja



Cerpen Cinta Remaja Sedih, Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Sedih terbaik versi remaja Indonesia - Malaysia 2010Kadang hal yang diharapkan berbenturan dengan kenyataan. Orang menganggapnya sebagai takdir. Di sitiulah perasaan bermakna, salah satunya adalah cinta. Apa yang dialami Gita memang biasa, terjadi pada manusia umumnya. Tetapi ini menjadi luar biasa, ketika ia merasa bahwa simpatinya sebagaimana pungguk merindukan bulan.

Sudah dua minggu ia memendam seribu rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang saat melihat sang pujaan hatinya.

“Kita pilih duduk di sini aja. Ayo dong ceritain gebetan barumu,” tiba-tiba terdengan suara serak yang mengusik lamunan Gita.
“Iya... Ri, mumpung kita ngumpul nih,” jawab teman Qori. Gita

“Masak lo main rahasiaan sama geng sndiri,” tutur temannya lagi.
Gita mendadak gugup. Nggak salah lagi itu Qori. Qori dari geng The SRIES, cowok yang sangat dikagumi para cewek-cewek di sekolah.

Gita nyaris nggak bergerak. Mneyadari cowok tampan yang sedang ditaksirnya itu ada di meja belakangnya. Saat sedang barengan dengan teman-teman aja Gita sudah nervous .... apalagi sekarang ia sedang sendirian. Tapi untuk yang satu ini, rasa ingin tahunya jauh lebih besar. Dan apa tadi? Mereka lagi ngomong soal gebetannya Qori. Wah..... Wah....

“Jadi bener nih, dia tinggal di jalan Tumbuhan?” tanya teman Qori.
Deg, Gita nyaris tersentak. Bukankah itu jalan tempat ia tinggal? Jalan itukan kecil, jadi ia kenal hampir semua penghuninya. Kayaknya nggak ada yang seumuran dia, rata-rata sudah kuliah dan kerja. Rasa ingin tahunya semakin memuncak.

“Iya, anak kelas satu juga. aku memang naksir dia. Soalnya dia manis banget, pintar dan baik. Pasti dong banyak saingannya. Makanya aku jaga jarak biar dia penasaran,” suara Qori terdengar riang.

Jantung Gita berdegup kencang. Ia semakin yakin , selain dia ngak ada anak kelas satu SMA tinggal di jalan itu. Kalau masalah kecerdasan otak, Gita memang selalu jadi juara satu sejak cawu pertama. Semuanya klop. Mungkin yang dimaksud Qori itu dirinya?.

“Wah, playboy satu ini sudah berketuk lutut. Terus kapan dong kamu nembak dia?” desak temannya.

“Oh my god,” Gita nyaris menahan napas.
“Eh, ngomong-ngomong siapa namanya?” tanya temannya lagi.
“Gita,” jawab Qori.

Kali ini Gita nyaris nggak mampu menahan diri. Ingin rasanya ia melompat dan berteriak, kalau saja nggak ingat di mana dia berada sekarang. Ini benar-benar keajaiban. Qori naksir dia. Berita ini wajib diceritakan pada sohib-sohibnya.

Pukul setengah tujuh malam, semua persiapan sudah sempurna. Sekarang Qori naksir dia. Primadona sekolah itu menyukai gadis biasa seperti dia. Gita bernyanyi bahagia.
“Kamu nggak sedang melamun Git?” kata Intan sambil terkikik.

“Iya Git, jangan-jangan itu cuma halusinasi aja,” timpal Shafina.
Gita pura-pura merengut sambil berucap “Pendengaranku masih normal dan aku nggak bakalan cerita kalau tahu reaksi kalian begini”.

“Bukan begitu Git, Kalau benar Qori naksir kamu, kok bisa tenang-tenang aja sih?” kata Intan dan Shafina.

Ruth mencoba menengahi. “Kan Qori sendiri yang bilang dia sengaja jaga jarak biar surprise”.
“Udah deh, pokoknya mulai besok akan bakal jadi cewek paling bahagia di dunia,” ujar Gita tersenyum bahagia.

Keesokan harinya, bel rumah berbunyi. Dengan ceria Gita menghambur ke pintu, tapi ternyata yang datang Kak Adi, pacarnya mbak Enes. Keduanya lalu pergi, sementara Mama dan Papanya sudah berangkat ke acara resepsi. Di rumah hanya ada Gita dan mbak Tami.

Gita mulai tidang sabar. SEdari tadi sohib-sohibnya terus menelpon dan membuatnya tambah be te.

“Gita bangaun! Kok ketiduran di sini?” suara Mamanya terdengar sayup. Gita membuka matanya, ternyata Mama dan Papanya sudah pulang.

“O ya, Qori! Astaga, setengah sepuluh malam”Gita melonjak. Ternyata Qori tidak datang dari tadi. Gita mulai kebingungan.

Gita akhirnya ikut ajakan orang tuanya untuk mencari makan malam di luar.
“O ya Gita. Mama lupa cerita tentang cucunya Bu Nanda, padahal sudah sebulan lo. Kapan-kapan kamu main ke sana ya?” tiba-tiba Mamanya bercerita. Gita cuma mengangguk tanpa semangat.

Ketika melewati rumah Bu Nanda, Gita melihat seorang gadis cantik lekuar dari rumah diikuti seorang cowok. “Oh my god”, Gita terkejut bukan main. Berkali-kali dikedipkan matanya, berharap yang dilihatnya itu orang lain. Tapi sia-sia, cowok itu benar-benar Qori. Mereka berdua kelihatan akrab sekali.

Dengan gemetar Gita bertanya pada Mamanya, “siapa nama gadis itu Ma?
“Kebetulan namanya sama dengan kamu .... Gita,” jawab Mamanya.
Gita terkulai menyadari impiannya hancur oleh kebodohannya sendiri. Seharusnya ia mendengarkan ucapan sohibnya. Dan celakanya Gita terlanjur begitu berharap. Dia merasa marah, kecewa dan ... malu sekali.